PONOROGO-Jeleknya kualitas beras yang di distribusikan melalui program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) senilai 200 ribu rupiah di Kabupaten Ponorogo ditengarai ada oknum supplier nakal. Akibatnya beras yang disalurkan untuk keluarga miskin di 7 Kecamatan di Ponorogo berkualitas buruk, Rabu (26/01/2022).
Bahkan dugaan bisnis memanfaatkan orang miskin di program BPNT ini dilakukan oleh 7 supplier beras, 4 diantaranya orang lama dan 3 pendatang baru.
Mendapati hal tersebut Adip Wahyudi, Koordinator Daerah Program Sembako Kabupaten Ponorogo saat dikonfirmasi membenarkan atas laporan penerimaan beras yang kualitasnya dibawah standard.
“Kita memang menemukan di 7 kecamatan kualitas berasnya jelek. Maksudnya menurut masyarakat penerima kurang layak dibagikan. Justru kita mendapatkan laporan dari agen,” paparnya.
Adip juga mengatakan walau mendapatkan laporan, namun pengadaan beras ini bukan dari pihaknya.
“Jeleknya beras dilihat warnanya kekuning-kuningan dan banyak brokennya. Lalu kita panggil pihak kecamatan yang mendapatkan berasnya yang kurang layak itu ke dinas. Kata agen, beras itu didapatkan dari supplier,” lanjutnya.
Lebih lanjut Yudi menegaskan, pasca adanya laporan kita langsung panggil suppliernya untuk dilakukan klarifikasi.
“Menurut suppliernya, hal itu terjadi karena ketersediaan barang kurang. Apalagi dengan kuota yang begitu besar dan waktu yang singkat,” ucapnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya beras BPNT yang tidak layak konsumsi ini sudah dalam penanganan pihak kepolisian. Bahkan sejumlah supplier juga sudah dimintai keterangan.(el)
