PONOROGO– Nguri-uri budaya, sebanyak ratusan warga Desa Carangrejo, Kecamatan Sampung, Ponorogo, menggelar tradisi turun temurun yakni Boyong Basuki Tirto Pagesangan. Acara digelar 6 hingga 12 November 2022 ini salah satu rangkaian yang menarik. Sebab, sedekah bumi ini menyembelih kambing kendit.
Kambing yang berbulu hitam, namun bagian punggungnya dan perutnya dilingkari bulu berwarna putih, sehingga dianggap sakral.
Kepala Dusun Bulurejo, Desa Carangrejo, Kecamatan Sampung, Suyatno mengatakan tradisi ini sudah turun temurun dan berjalan 200 tahun lebih dan terus dilestarikan oleh warga.
“Setiap bulan 11, hari Jumat Legi diadakan pemotongan kambing kendit. Prosesi pemotongan dan memasak dilakukan oleh para bapak-bapak mulai pukul 03.00 WIB,” tutur Suyatno.
Suyatno juga menerangkan setelah selesai acara memasak kemudian dilanjutkan dengan acara doa bersama atau kenduri. Warga pun antusias mengikuti prosesi ini.
“Bagian kepala, kulit dan jeroan kambing dilarung di sungai sebagai bentuk penjamuan kepada makhluk lain, seperti ikan atau penunggu sungai,” terang Suyatno.
Ini, lanjut Suyatno, sebagai bentuk rasa syukur dalam atas air dari Sumorobangun ke Carangrejo. Awal mulanya, ada mbah Doplang yang memimpin warga Carangrejo untuk membuat aliran sungai.
“Mbah Doplang menyeret tongkatnya untuk membuat sungai bersama warga, dari Sumorobangun sampai ke Carangrejo. Agar warga Carangrejo hidup makmur dari hasil pertanian,” imbuhnya.
Setelah pelarungan dan kenduri, ritual dilanjutkan dengan mengkawinkan dua sumber air. Dari sumber air Sumorobangun dengan air Beji Sendang Songo.
“Warga berharap dengan adanya ritual ini, sebagai sesama makhluk biar harmonis. Sebagai generasi penerus, kami hanya meneruskan dan melestarikan,” pungkasnya. el
